Pagi-pagi
aku mengayuh sepeda menuju sekolahku yang tidak terlalu jauh dari rumah.
Kiri-kananku adalah pepohonan dan rumah-rumah. Sampai di sekitar pemakaman, aku
dikejutkan oleh suara seorang wanita yang kemungkinan sudah tua, dan tidak
kukenal.
“Bismillahirrohmaanirrohim....
Hati-hati di jalan, nak...” tegurnya.
Seakan
tersambar petir aku langsung aku menoleh, kulihat seorang nenek tua memegang
sapu lidi menatapku peduli. Dia sedang membersihkan pemakaman umum dengan menyapu
di sekitarnya. Aku baru teringat bahwa sedari tadi aku berangkat, aku belum
sempat membaca doa sebelum berangkat sekolah. Setelah pulang sekolah, nenek itu
tidak kutemukan sedang menyapu, tapi dia sedang duduk di sebuah bangku di bawah
pohon kersen. Mungkin dia terlalu lelah karena sedari tadi menyapu
pemakaman yang cukup luas itu. Kulihat tubuhnya yang renta bungkuk itu terlihat
lelah dan cukup berkeringat.
Besoknya
aku berangkat lebih awal, karena hari itu aku pelajaran olah raga dan harus
berangkat pagi. Kulihat nenek itu tetap membersihkan pemakaman, sambil
berkata-kata pada semua orang dan kendaraan yang lewat, seakan mengingatkan.
Kuberanikan untuk mencoba bilang permisi pada nenek itu, setelah kuucapkan kata
permisi, nenek itu langsung bilang “Silahkan, nak... Hati-hati ya...” dan aku
hanya menundukkan kepala.
Setiap
hari kejadian itu selalu terulang, dan tidak pernah berubah. Akhirnya suatu
hari aku tidak menjumpai nenek itu membersihkan makam lagi, tidak tahu kenapa
aku mulai khawatir. Dan kekhawatiranku hilang setelah besoknya aku melihat
nenek itu menyapu makam lagi.
SEKIAN..
No comments:
Post a Comment