Hari
itu adalah hari yang paling bersejarah dalam hidupku, yaitu hari dimana aku
diterima di MAN Bangkalan. Pendaftaran tidak terlalu sulit, berkat dukungan dan
doa dari orang tua dan juga bimbingan dari guru SMP ku.
Hari itu juga aku pertama kali
menginjakkan kaki di MAN Bangkalan, karena sebelumnya aku tidak pernah
mendengar ataupun tahu tentang MAN Bangkalan. Dan saat itu juga aku bertemu
dengan banyak wajah yang tidak pernah aku lihat.
Aku mendaftar bersama dengan teman
SMP ku, Yudi namanya. Dia baik, pintar, dan tidak terlalu pendek. Aku mulai
akrab dengannya sejak kelas 2 SMP, yang waktu itu aku sekelas dengannya. Dan
diterima di MAN Bangkalan ini juga sekelas dengannya.
Aku termasuk anak yang kurang
pergaulan, sosial rendah, dan sulit untuk beradaptasi dengan orang-orang di
sekitar. Karena itulah aku masih dan tetap berbarengan dengan Yudi kemanapun
aku pergi selama satu semester. Mulai dari berangkat sekolah, sampai pulang
sekolah pun bareng. Tapi setelah semester satu berakhir, aku mulai punya banyak
teman dari kelasku, karena merekalah yang mulai mengenalku dan mulai akrab
denganku. Tapi berangkat dan pulang sekolah tetap bareng Yudi.
***
Pada satu hari dimana di MAN Bangkalan
mengadakan acara Pensi tempatnya di lapangan. Dan pada saat itulah semua siswa
berhamburan dimana-mana, mulai dari yang berdiri di tengah lapangan, duduk-duduk
di pinggir lapangan, ngobrol di tangga, bersenda gurai di lantai atas,
main-main di luar kelas, diam di dalam kelas, dan tidak banyak juga yang
memenuhi panggilan perut, kemana lagi kalau bukan ke kopsis. Sedangkan aku masih
bersama Yudi di lantai atas. Aku memilih menikmati alunan lagu yang di bawakan
salah satu band yang tampil, yang kebetulan lagunya adalah lagu kesukaanku,
pujaan hati (kangen band). Sedang Yudi memilih untuk menikmati pemandangan
sekitar, sambil sesekali matanya berkeliling menyapu seisi lapangan.
Tiba-tiba kulihat mata Yudi menatap
sesosok makhluk indah yang lewat di belakangku. Kulihat makhluk itu, dia
menatapku dengan senyum yang menawan.Melihat senyum itu aku merasakan deja vú, atau bahasa kerennya flash back. Aku kembali ke saat dimana
aku masih kelas lima SD, dan saat itu aku mengikuti lomba lukis di SD lain. Dan
saat itu juga aku bertemu dengan gadis berambut sebahu dan dengan senyum
menawan duduk di sebelah tempatku duduk.
“lukisanmu bagus...” katanya dengan
melempar senyum kearahku, senyum yang tidak bisa kulupakan hingga saat ini.
Aku membalas senyumnya, dan hanya
diam. Sambil sesekali memandanginya melukis. Lukisannya rapi dan indah, beda
dengan lukisanku yang hampir mirip dengan lukisan abstrak.
“itu anak kelas lain kan?” tanya Yudi
tiba-tiba.
“mungkin.... di kelas kan tidak ada
anak seperti dia” jawabku sambil mengembalikan dunia nyataku.
“cantik juga dia” kata Yudi sambil
nyengir. Dan makhluk indah itu pun berlalu dari pandangan.
Sejak saat itu aku mulai
bertanya-tanya dalam benakku, apa makhluk tadi itu benar-benar gadis berambut
sebahu? atau hanya mirip? tapi senyumnya benar-benar milik gadis berambut
sebahu itu. Semakin aku mengingat, semakin aku bingung. Kuputar lagi ingatanku
menuju saat dimana aku mengikuti lomba melukis dan bertemu dengan gadis berambut
sebahu. Kuingat-ingat wajahnya, tapi tidak bisa, aku hanya ingat rambut dan
senyumnya yang indah, tidak dengan wajahnya.
Saat pulang sekolah Yudi mengobrol
tentang makhluk indah yang dia lihat tadi. Dia terkagum-kagum, mungkin dia
langsung jatuh cinta begitu melihatnya tadi. Yudi bercerita panjang lebar, aku
tidak benar-benar mendengar apa yang dia bicarakan, dan aku hanya meresponnya
dengan senyum dan tawa. Dan dalam benakku tercampur aduk banyak pertanyaan.
Mengapa aku merasakan deja vú begitu
melihat senyumnya? bagaimana caraku mencari tahu bahwa makhluk indah tadi itu
adalah gadis berambut sebahu? atau dia bukan gadis berambut sebahu? ataukah
memang banyak makhluk indah yang memiliki senyum seperti itu?
Tidak terasa aku sampai di depan
rumahku, kulihat Yudi melambaikan tangan agak jauh dariku. Aku benar-benar
tidak merasakan jauhnya perjalanan ke rumahku.
Sampai di rumah aku langsung
merebahkan tubuhku di kamarku, sambil berusaha mengingat-ingat senyum makhluk
indah tadi dengan gadis berambut sebahu. beberapa lama aku memikirkannya, tetap
tidak ada hasil. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba bertanya langsung pada
makhluk indah itu suatu saat nanti. Dan aku pun tertidur.
***
_2 tahun kemudian
Akhirnya sekarang aku tahu siapa
makhluk indah itu, yang dia bukanlah gadis berambut sebahu yang senyumnya tidak
bisa kulupakan. Dan biarlah gadis berambut sebahu itu menjadi kenangan tak
terlupakan sepanjang hidupku. Aku sadar, bahwa setiap makhluk indah itu
memiliki daya tarik tersendiri, tapi kebanyakan hampir memiliki kesamaan.
Mungkin seperti makhluk indah yang sekarang kutahu siapa dia dengan gadis
berambut sebahu yang sampai sekarang tidak kutahu segala sesuatunya.
SEKIAN...
No comments:
Post a Comment